ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM IMUN DAN
HEMATOLOGI
Oleh :
ANDAN TRI WICAKSANA
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
MITRA LAMPUNG
2010
ASUHAN KEPERAWATAN LEUKEMIA
Kasus
An T 8 tahun datang ke RS dengan keluhan demam
tinggi disertai nyeri kepala hasil anamnesa didapatkan bahwa klien sering
berkeringat pada malam hari, lemas, mudah sakit terutama pilek, mudah
pendarahan terutama di gusi. Dari pemeriksaan fisik didapatkan RR 20x/menit, S
38,7 derajat celcius, N 82 x/menit, TD 120/90 mmHg, leukosit 35.000 sel/tetes
darah, klien tampak lemas dan pucat, bibir kering dan sianosis, akral dingin
dan sianosis, CRT 3 detik.
A. Pengkajian Kasus
v Identitas
klien
Nama :
An. T
Umur :
8 thn
Jenis kelamin : laki-Laki
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pelajar
Tgl, masuk RS :
-
Dx medis : Leukemia
Alamat :
-
v Riwayat
kesehatan
1. Keluhan
utama :
Demam tinggi disertai nyeri kepala.
2. Riwayat penyakit
sekarang : klien datang dengan keluhan demam tinggi disertai nyeri kepala.
Klien mudah sakit terutama pilek. Klien mudah perdarahan terutama di gusi dank
lien sering berkeringat pada malam hari, dan terlihat lemas.
3. Riwayat penyakit
dahulu : -
4. Riwayat
penyakit keluarga : -
5. Riwayat
penyakit kebiasaan : -
6. Riwayat
penyakit elergi : -
7. Riwayat
penyakit kesehatan lain : -
v Pengkajian berdasarkan
respons
1. Kesadaran
:
Komposmetis.
2. Keadaan
umum : Lemas
dan pucat, bibir kering dan sianosis, akral dingin dan sianosis.
3. Ttd
vital :
TD
: 120/90 mmHg
N :
82 x/menit
RR : 20 x/menit
S
: 38,7 derajat celcius
4.
Oksigenisasi
Klien mengalami
gangguan pada pernafasannya, klien mudah sakit terutama pilek, RR 20x/menit.
5.
Cairan dan
Elektrolit
Klien sering
berkeringat pada malam hari.
6.
Aktivitas/Istirahat
Klien mengalami
gangguan pada aktivitasnya. Klien tampak lemas dan pucat.
7.
Nyeri/tidak
nyaman
Klien mengeluh
nyeri kepala.
8.
Neurosensorik
Kesadaran klien
komposmetis.
9.
Keamanan
Klien mengalami
demam tinggi, dan k lien mudah mengalami pendarahan terutama di gusi.
v Pemeriksaan penunjang
1.laboratorium : Leukosit 35.000 sel/tetes darah, CRT 3
detik.
2. Radiologi :
-
3. Ekg :
-
v Analisa
data
No
|
Data
|
Masalah
|
Etiologi
|
Ds : kilen mengeluh demam tinggi disertai nyeri pada kepala.
Do :
-klien tampak lemas dan pucat.
-Klien sering berkeringat pada malam hari
-Bibir klien kering dan sianosis
-Akral dingin dan sianosis
-Klien mudah sakit terutama pilek
-Klien mudah pendarahan terutama pada gusi
|
- gangguan rasa nyaman nyeri
- kekurangan volume cairan
- intoleran aktivitas
-resiko terhadap infeksi
|
-Nyeri pada kepala
-Perdarahan
-Kelemahan umum
-Tak adekuat pertahanan sekunder
|
B. PENGKAJIAN
1.
Riwayat penyakit : pengobatan kanker sebelumnya
2.
Riwayat keluarga : adanya gangguan hematologis, adanya faktor herediter misal
kembar monozigot)
3.
Kaji adanya tanda-tanda anemia : kelemahan, kelelahan, pucat, sakit kepala,
anoreksia, muntah, sesak, nafas cepat
4.
Kaji adanya tanda-tanda leukopenia : demam, stomatitis, gejala infeksi
pernafasan atas, infeksi perkemihan; infeksi kulit dapat timbul kemerahan atau
hiotam tanpa pus
5.
Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia : ptechiae, purpura, perdarahan membran
mukosa, pembentukan hematoma, purpura; kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra
medula: limfadenopati, hepatomegali, splenomegali.
6.
Kaji adanya pembesaran testis, hemAturia, hipertensi, gagal ginjal, inflamasi
di sekkitar rektal dan nyeri.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
1.
Resiko tinggi infeksi berhubungn dengan menururnnya sistem pertahanan tubuh
sekunder gangguan pematangan SDP, peningkatan jumlah limfosit immatur,
imunosupresi, peneknan sumsum tulang.
Tujuan : pasien bebas dari infeksi
Kriteria hasil :
a. Normotermia
b. Hasil kultur negatif
c. Peningkatan
penyembuhan
Intervensi :
a.
Tempatkan pada ruangan yang khusus. Batasi pengunjung sesuai indikasi.
b.
Cuci tangan untuk semua petugas dan pengunjung.
c.
Awsi suhu, perhatikan hubungan antara peningkatan suhu dan pengobatan
kemoterapi. Observasi demam sehubungan dengan takikardia, hipotensi, perubahan
mental samar.
d.
Cegah menggigil : tingkatkan cairan, berikan mandi kompres
e.
Dorong sering mengubah posisi, napas dalam dan batuk.
f.
Auskultsi bunyi nafas, perhatikan gemericik, ronkhi; inspeksi sekresi terhadap
perubahan karakteristik, contoh peningktatan sputum atau sputum kental, urine
bau busuk dengan berkemih tiba-tiba atau rasa terbakar.
g.
Inspeksi kulit unutk nyeri tekan, area eritematosus; luka terbuka. Besihkan
kulit dengan larutan antibakterial.
h.
Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan sikat gigi halus.
i.
Tingkatkan kebersihan perianal. Berikan rendam duduk menggunakan betadine atau
Hibiclens bila diindiksikan.
j.
Berikan periode istirahat tanpa gangguan
k.
Dorong peningkatan masukan makanan tinggi protein dan cairan.
l.
Hindari prosedur invasif (tusukan jarum dan injeksi) bila mungkin.
m.
Kolaborasi :
·
Awasi pemeriksaan
laboratorium misal : hitung darah lerngkap, apakah SDP turun atau tiba-tiba
terjadi perubahan pada neutrofil; kultur gram/sensitivitas.
·
Kaji ulang seri foto
dada.
·
Berikan obat sesuai
indikasi contoh antibiotik.
·
Hindari antipiretik
yang mengandung aspirin.
·
Berikan diet rendah
bakteri misal makanan dimasak, diproses
2.
Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan berlebihan
: muntah, perdarahan,diare ; penurunan pemasukan cairan : mual,anoreksia ;
peningkatan kebutuhan cairan : demam, hipermetabolik
Tujuan
: volume cairan terpenuhi
Kriteria
hasil :
a.
Volume cairan adekuat
b.
Mukosa lembab
c.
Tanda vital stabil : TD 90/60 mmHg, nadi 100 x/menit, RR 20 x/mnt
d.
Nadi teraba
e.
Haluaran urin 30 ml/jam
f.
Kapileri refill <>
Intervensi
:
a.
Awasi masukan/haluaran. Hitung kehilangan cairan dan keseimbangna cairan.
Perhatikan penurunan urin, ukur berat jenis dan pH urin.
b.
Timbang berat badan tiap hari
c.
Awasi TD dan frekuensi jantung
d.
Evaluasi turgor kulit, pengisian kapiler dan kondisi membran mukosa.
e.
Beri masukan cairan 3-4 L/hari
f.
Inspeksi kulit/membran mukosa untuk petekie, area ekimosis; perhatikan
perdarahan gusi, darah warna karat atau samar pada feses dan urin; perdarahan
lanjut dari sisi tusukan invsif.
g.
Implementasikan tindakan untuk mencegah cedera jaringan/perdarahan.
h.
Batasi perawatan oral untuk mencuci mulut bila diindikasikan
i.
Berikan diet halus.
j.
Kolaborasi :
·
Berikan cairan IV
sesuai indikasi
·
Awasi pemeriksaan
laboratorium : trombosit, Hb/Ht, pembekuan.
·
Berikan SDM, trombosit,
faktor pembekuan.
·
Pertahankan alat akses
vaskuler sentral eksternal (kateter arteri subklavikula, tunneld, port implan)
·
Berikan obat sesuai
indikasi : Ondansetron, allopurinol, kalium asetat atau asetat, natrium
biukarbonat, pelunak feses.
3.
Nyeri berhubungan dengan agen fisikal seperti pembesaran organ/nodus limfe,
sumsum tulang yang dikemas dengan sel leukemia; agen kimia pengobatan
antileukemik
Tujuan : nyeri teratasi
Kriteria hasil :
a.
Pasien menyatakan nyeri hilang atau terkontrol
b.
Menunjukkan perilaku penanganan nyeri
c.
Tampak rileks dan mampu istirahat
Intervensi :
a.
Kaji keluhan nyeri, perhatikan perubahan pada derajat dan sisi (gunakan skala
0-10)
b.
Awasi tanda vital, perhatikan petunjuk non-verbal misal tegangan otot, gelisah.
c.
Berikan lingkungan tenang dan kurangi rangsangan penuh stres.
d.
Tempatkan pada posis nyaman dan sokong sendi, ekstremitas dengan bantal.
e.
Ubah posisi secara periodik dan bantu latihan rentang gerak lembut.
f.
Berikan tindakan kenyamanan ( pijatan, kompres dingin dan dukungan psikologis)
g.
Kaji ulang/tingkatkan intervensi kenyamanan pasien sendiri
h.
Evaluasi dan dukung mekanisme koping pasien.
i.
Dorong menggunakan teknik menajemen nyeri contoh latihan relaksasi/nafas dalam,
sentuhan.
j.
Bantu aktivitas terapeutik, teknik relaksasi.
k.
Kolaborasi :
·
Awasi kadar asam urat
·
Berika obat sesuai
indikasi : analgesik (asetaminofen), narkotik (kodein, meperidin, morfin,
hidromorfon)
·
Agen antiansietas
(diazepam, lorazepam)
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan umum, peningkatan laju metabolik
Tujuan : pasien mampu
mentoleransi aktivitas
Kriteria hasil :
a.
Peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur
b.
Berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari sesuai tingkat kemampuan
c.
Menunjukkan penurunan tanda fisiologis tidak toleran misal nadi, pernafasan dan
TD dalam batas normal
Intervensi :
d.
Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk berpartisipasi
dalam aktivitas.berikan lingkungan tenang dan periode istirahat tanpa ganggaun
e.
Implementasikan teknik penghematan energi, contoh lebih baik duduk daripada
berdiri, pengunaan kursi untuk madi
f.
Jadwalkan makan sekitar kemoterapi. Berikan kebersihan mulut sebelum makan dan
berikan antiemetik sesuai indikasi
g.
Kolaborasi : berikan oksigen tambahan
5. Resiko terjadi
perdarahan berhubungan dengan trombositopenia
Tujuan : pasien bebas
dari gejala perdarahan
Kriteria hasil :
a. TD 90/60mmHg
b. Nadi 100 x/mnt
c. Ekskresi dan sekresi
negtif terhadap darah
d. Ht 40-54%
(laki-laki), 37-47% ( permpuan)
e. Hb 14-18 gr%
Intervensi :
f.
Pantau hitung trombosit dengan jumlah 50.000/ ml, resiko terjadi perdarahan.
Pantau Ht dan Hb terhadap tanda perdarahan
g.
Minta pasien untuk mengingatkan perawat bila ada rembesan darah dari gusi
h.
Inspeksi kulit, mulut, hidung urin, feses, muntahan dan tempat tusukan IV
terhadap perdarahan
i.
Pantau TV interval sering dan waspadai tanda perdarahan.
j.
Gunakan jarum ukuran kecil
k.
Jika terjadi perdarahan, tinggikan bagian yang sakit dan berikan kompres dingin
dan tekan perlahan.
l.
Beri bantalan tempat tidur untuk cegh trauma
m.
Anjurkan pada pasien untuk menggunakan sikat gigi halus atau pencukur listrik.
6.
Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan terhentinya aliran darah sekunder
adanya destruksi SDM
Tujuan : perfusi
adekuat
Kriteria hasil :
a. Masukan dan haluaran
seimbang
b. Haluaran urin 30
ml/jam
c. Kapileri refill
<>
d. Tanda vital stabil
e. Nadi perifer kuat
terpalpasi
f. Kulit hangat dan
tidak ada sianosis
Intervensi :
a. Awasi tanda vital
b. Kaji kulit untuk
rasa dingin, pucat, kelambatan pengisian kapiler
c. Catat perubahan
tingkat kesadaran
d. Pertahankan masukan
cairan adekuat
e. Evaluasi terjadinya
edema
f. Kolaborasi :
·
Awasi pemeriksaan
laboratorium ; GDA, AST/ALT, CPK, BUN
·
Elektrolit serum,
berikan pengganti sesuai indikasi
·
Berikan cairan
hipoosmolar
DAFTAR PUSTAKA
1. Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica
Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC; 2001.
2. Tucker, Susan Martin et al. Patient care
Standards : Nursing Process, diagnosis, And Outcome. Alih bahasa Yasmin asih.
Ed. 5. Jakarta : EGC; 1998
3. Doenges, Marilynn E. Nursing Care Plans:
Guidelines For Planning And Documenting Patient Care. Alih Bahasa I Made
Kariasa. Ed. 3. Jakarta : EGC; 1999
4. Price, Sylvia Anderson. Pathophysiology :
Clinical Concepts Of Disease Processes. Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4.
Jakarta : EGC; 1994
5. Reeves, Charlene J et al. Medical-Surgical
Nursing. Alih Bahasa Joko Setyono. Ed. I. Jakarta : Salemba Medika; 2001 (Askep
Leukimia)
ASUHAN KEPERAWATAN HEMOPHILIA
Kasus
An R datang ke RS dengan keluhan perdarahan. Hasil
anamnesa didapatkan bahwa klien mudah perdarahan dan darah sulit berhenti
mengalir. Dari pemeriksaan fisikdidapatkan RR 20x/menit, S 38,7 derajat
celcius, N 80x/menit, TD 120/80 mmHg. Klien tampak lemas dan pucat, bibir
kering dan sianosis, akral dingin dan sianosis, CRT 3 detik,. Keluarga
mengatakan kakak An R pernah menderita penyakit yang sama dan meninggal saat
usia 1 tahun. Keluarga berharap An R dapat disembuhkan.
B.
Pengkajian Kasus
v Identitas
klien
Nama :
An. R
Umur :
8 thn
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pelajar
Tgl, masuk RS :
-
Dx medis : Hemophilia
Alamat : -
v Riwayat
kesehatan
1. Keluhan
utama :
perdarahan
2. Riwayat penyakit
sekarang : klien datang dengan keluhan perdarahan. Klien mudah perdarahan dan
darah sulit berhenti.
3. Riwayat penyakit
dahulu :
-
4. Riwayat
penyakit keluarga : kakak An. R pernah menderita penyakit yang sama dan
meninggal saat usia 1 tahun.
5. Riwayat
penyakit kebiasaan : -
6. Riwayat
penyakit elergi :
-
7. Riwayat
penyakit kesehatan lain : -
v Pengkajian berdasarkan
respons
1. Kesadaran
:
Komposmetis.
2. Keadaan
umum : Lemas
dan pucat, bibir kering dan sianosis, akral dingin dan sianosis.
3. Ttd
vital : TD
: 120/80 mmHg
N :
80 x/menit
RR : 20 x/menit
S
: 38,7 derajat celcius
4. Oksigenisasi
Klien tampak pucat. Bibir kering dan sianosis. Akral
dingin dan sianosis.
5. Aktivitas/Istirahat
Ketidakmamapuan klien untuk melakukan aktivitas
sehari-hari karena lemas.
6. Neurosensorik
Kesadaran klien komposmetis.
v Pemeriksaan penunjang
1.laboratorium : CRT 3 detik
2. Radiologi : -
3. Ekg : -
v Analisa data
No
|
Data
|
Masalah
|
Etiologi
|
1
|
Ds :
-Klien mengeluh pendarahan
Do :
-Klien
tampak lemas
-Klien tampak pucat
-Bibir kering dan sianosis
-Akral
dingin dan sianosis
-Klien
mudah perdarahan dan darah sulit berhenti mengalir.
|
-Kekurangan
volume cairan.
-Intoleransi
aktivitas.
-Gangguan
pertukaran gas.
|
-Kehilangan
berlebihan, perdarahan.
-Kelemahan
umum.
-Penurunan
kapasitas pembawa oksigen darah.
|
a. Pengkajian perawatan
Pada pengkajian anak dengan hemophilia dapat
ditemukan adanya pendarahan kambuhan yang dapat timbul setelah trauma baik
ringan maupun berat. Pada umumnya pendarahan di daerah persendian lutut, siku,
pergelangan kaki, bahu, dan pangkal paha ; sedangkan otot yang paling sering
terkena adalah flrksor lengan bawah. Khususnya pasa bayi dapat terlihat adanya
perdarahan yang berkepanjangan setelah bayi dilakukan sirkumsisi, adanya
hematoma setelah terjadinya infeksi , sering pendarahan pada mukosa oral dan
jaringan lunak, sering awalnya disertai dengan nyeri kemudian setelah nyeri
akan menjadi bengkak, hangat, dan menurunnya mobilitas. Pada pemeriksaan
laboratorium dapat dijumpai jumlah trombositnya normal, masa protombinnya
normal, masa tromboplastin parsialnya meningkat.
Aktivitas
Gejala :Kelelahan, malaise, ketidakmampuan untuk
melakukan aktivitas.
Tanda :Kelemahan otot, somnolen
Sirkulasi
Gejala :Palpitasi
Tanda :Kulit, membran mukosa pucat, defisit saraf
serebral/ tanda perdarahan serebral
Eliminasi
Gejala :Hematuria
Integritas ego
Gejala :Persaan tak ada harapan, tak berdaya
Tanda :Depresi, menarik diri, ansietas, marah
Nutrisi
Gajala :Anoreksia, penurunan berat badan
Nyeri
Gejala :Nyeri tulang, sendi, nyeri tekan sentral,
kram otot
Tanda :Perilaku berhati-hati, gelisah, rewel
Keamanan
Gejala :Riwayat trauma ringan, perdarahan spontan.
Tanda :Hematom
b. Diagnosa Keperawatan
A. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan
perdarahan aktif ditandai dengan kesadaran menurun, perdarahan
Tujuan/Kriteria hasil: Tidak terjadi penurunan
kesadaran, pengisian kapiler baik, perdarahan dapat teratasi
INTERVENSI
1.Kaji penyebab perdarahan
2.Kaji warna kulit, hematom,
sianosis
3.Kolaborasi dalam pemberian IVFD
adekuat
4.Kolaborasi dalam pemberian
tranfusi darah
RASIONAL
1.Dengan
mengetahui penyebab dari perdarahan maka akan membantu dalam menentukan
intervensi yang tepat bagi pasien
2.Memberikan
informasi tentang derajat /keadekuatan perfusi jaringan dan membantu dalam
menentukan intervensi yang tepat
3.Mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit serta memaksimalkan kontraktilitas/curah
jantung sehingga sirkulasi menjadi adekuat
4.Memperbaiki /
menormalakn jumlah sel darah merah dan meningkatkan kapasitas pembawa oksigen
sehingga perfusi jaringan menjadi adekuat
B. Kekurangan
volume cairan berhubungan dengan kehilangan akibat perdarahan ditandai dengan
mukosa mulut kering,turgor kulit lambat kembali.
Tujuan/Kriteria hasil: Menunjukan perbaikan
keseimbangan cairan, mukosa mulut lembab, turgor kulit cepat kembali kurang
dari 2 detik
INTERVENSI
1.Awasi TTV
2.Awasi haluaran dan pemasukan
3.Perkirakan drainase luka dan
kehilangan yang tampak
4.Kolaborasi dalam pemberian cairan
adekuat
RASIONAL
1.Perubahan TTV kearah yang
abnormal dapat menunjukan terjadinya peningkatan kehilangan cairan akibat
perdarahan / dehidrasi
2.Perlu untuk menentukan fungsi
ginjal, kebutuhan penggantian cairan dan membantu mengevaluasi status cairan
3.Memberikan informasi tentang
derajat hipovolemi dan membantu menentukan intervensi
4.Mempertahankan keseimbangan
cairan akibat perdarahan
C. Resiko tinggi injuri berhubungan
dengan kelemahan pertahanan sekunder akibat hemofilia ditandai dengan seringnya
terjadi cedera
Tujuan/Kriteria hasil: Injuri dan kompllikasi dapat
dihindari/tidak terjadi
INTERVENSI
1.Pertahankan keamanan tempat tidur
klien, pasang pengaman pada tempat tidur
2.Hindarkan dari cedera, ringan –
berat
3.Awasi setiap gerakan yang
memungkinkan terjadinya cedera
4. Anjurkan pada orangtua untuk
segera membawa anak ke RS jika terjadi injuri
5. Jelaskan pada orang tua
pentingnya menghindari cedera. 1. Menurunkan resiko cidera / trauma
RASIONAL
1.Jaringan rapuh
dan gangguan mekanisme pembekuan menigkatkan resiko perdarahan meskipun cidera
/trauma ringan
2.Paien
hemofilia mempunyai resiko perdarhan spontan tak terkontrol sehingga diperlukan
pengawasan setiap gerakan yang memungkinkan terjadinya cidera
3.Identifikasi
dini dan pengobatan dapat membatasi beratnya komplikasi
4.Orang tua
dapat mengetahui mamfaat dari pencegahan cidera/ resiko perdarahan dan
menghindari injuri dan komplikasi
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marillyn E.
1999.Rencana Asuhan Keperawatan.Edisi 3.Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Ngastiyah.1997.Perawatan
Anak Sakit. Penerbit Buku Kedokteran EGC.Jakarta
Ovedoff,
David.2002.Kapita Selekta Kedokteran.Binarupa
Aksara.JakartaSodeman.1995.Patofisiologi.Edisi 7.Jilid 2.Hipokrates.Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar