andan trie wicaksana |
LAPORAN PENDAHULUAN
KEJANG DEMAM
1.
KONSEP
DASAR MEDIS
A. DEFINISI.
v
Kejang demam atau febrile
convulsion ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
rektal di atas 38oC) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium
(Ngastiyah, 1997:229)
v
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada saat
suhu meningkat disebabkan oleh suatu
proses ekstrakranium. (Darto suharso, 1994: 148).
B. ETIOLOGI.
Bangkitan kejang pada bayi dan
anak disebabkan oleh kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat, yang disebabkan
oleh infeksi diluar susunan syaraf pusat misalnya : tonsilitis ostitis media
akut, bronchitis, dan lainnya.
C. MANIFESTASI KLINIK.
Serangan kejang biasanya
terjadi 24 jam pertama sewaktu demam, berlangsung singkat dengan sifat
bangkitan kejang dapat berbentuk tonik-klonik, tonik, klonik, fokal atau
akinetik. Umumnya kejang berhenti sendiri. Begitu kejang berhenti anak tidak
memberi reaksi apapun sejenak tapi setelah beberapa detik atau menit anak akan
sadar tanpa ada kelainan saraf.
Di Subbagian Anak FKUI RSCM
Jakarta, kriteria Livingstone dipakai sebagai pedoman membuat diagnosis kejang
demam sederhana, yaitu :
v
Umur anak ketika kejang antara
6 bulan dan 4 tahun
v
Kejang berlangsung tidak lebih
dari 15 menit
v
Kejang bersifat umum
v
Kejang timbul dalam 16 jam
pertamam setelah timbulnya demam
v
Pemeriksaan saraf sebelum dan
sesudah kejang normal
v
Pemeriksaan EEG yang dibuat
sedikitnya satu minggu sesudah suhu normal tidak menunjukkan kelainan
v
Frekuensi kejang bangkitan
dalam satu tahun tidak melebihi empat kali
1.
Kejang
parsial ( fokal, lokal )
a.
Kejang
parsial sederhana :
Kesadaran tidak terganggu,
dapat mencakup satu atau lebih hal berikut ini :
Tanda
– tanda motoris, kedutan pada wajah, atau salah satu sisi tubuh; umumnya
gerakan setipa kejang sama.
Tanda
atau gejala otonomik: muntah, berkeringat, muka merah, dilatasi pupil.
Gejala
somatosensoris atau sensoris khusus : mendengar musik, merasa seakan ajtuh dari
udara, parestesia.
Gejala
psikis : dejavu, rasa takut, visi panoramik.
b.
Kejang
parsial kompleks
Terdapat
gangguankesadaran, walaupun pada awalnya sebagai kejang parsial simpleks
Dapat
mencakup otomatisme atau gerakan otomatik : mengecap – ngecapkan
bibir,mengunyah, gerakan menongkel yang berulang – ulang pada tangan dan
gerakan tangan lainnya.
Dapat
tanpa otomatisme : tatapan terpaku
2.
Kejang
umum ( konvulsi atau non konvulsi )
a.
Kejang
absens
Gangguan
kewaspadaan dan responsivitas
Ditandai
dengan tatapan terpaku yang umumnya berlangsung kurang dari 15 detik
Awitan
dan akhiran cepat, setelah itu kempali waspada dan konsentrasi penuh
b.
Kejang
mioklonik
Kedutan
– kedutan involunter pada otot atau sekelompok otot yang terjadi secara
mendadak.
Sering
terlihat pada orang sehat selaam tidur tetapi bila patologik berupa kedutan
keduatn sinkron dari bahu, leher, lengan atas dan kaki.
Umumnya
berlangsung kurang dari 5 detik dan terjadi dalam kelompok
Kehilangan
kesadaran hanya sesaat.
c.
Kejang
tonik klonik
Diawali
dengan kehilangan kesadaran dan saat tonik, kaku umum pada otot ekstremitas,
batang tubuh dan wajah yang berlangsung kurang dari 1 menit
Dapat
disertai hilangnya kontrol usus dan kandung kemih
Saat
tonik diikuti klonik pada ekstrenitas atas dan bawah.
Letargi,
konvulsi, dan tidur dalam fase postictal
d.
Kejang
atonik
Hilngnya
tonus secara mendadak sehingga dapat menyebabkan kelopak mata turun, kepala
menunduk,atau jatuh ke tanah.
Singkat
dan terjadi tanpa peringatan.
D. PATOFISIOLOGI.
Sumber energi otak adalah
glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah menjadi CO2 dan air.
Sel dikelilingi oleh membran yang terdiri dari permukaan dalam yaitu lipoid dan
permukaan luar yaitu ionik. Dalam keadaan normal membran sel neuron dapat
dilalui dengan mudah oleh ion kalium (K+) dan sangat sulit dilalui
oleh ion natrium (Na+) dan elektrolit lainnya, kecuali ion klorida
(Cl-). Akibatnya konsentrasi ion K+ dalam sel neuron
tinggi dan konsentrasi Na+ rendah, sedang di luar sel neuron
terdapat keadaan sebalikya. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam
dan di luar sel, maka terdapat perbedaan potensial membran yang disebut
potensial membran dari neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membran
diperlukan energi dan bantuan enzim Na-K ATP-ase yang terdapat pada permukaan
sel.
Keseimbangan potensial membran
ini dapat diubah oleh :
v
Perubahan konsentrasi ion di
ruang ekstraselular
v
Rangsangan yang datang
mendadak misalnya mekanisme, kimiawi atau aliran listrik dari sekitarnya
v
Perubahan patofisiologi dari
membran sendiri karena penyakit atau keturunan
Pada
keadaan demam kenaikan suhu 1oC akan mengakibatkan kenaikan
metabolisme basal 10-15 % dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%. Pada anak 3
tahun sirkulasi otak mencapai 65 % dari seluruh tubuh dibandingkan dengan orang
dewasa yang hanya 15 %. Oleh karena itu kenaikan suhu tubuh dapat mengubah
keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi
difusi dari ion kalium maupun ion natrium akibat terjadinya lepas muatan
listrik. Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas ke
seluruh sel maupun ke membran sel sekitarnya dengan bantuan “neurotransmitter”
dan terjadi kejang. Kejang demam yang berlangsung lama (lebih dari 15 menit)
biasanya disertai apnea, meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk
kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnia, asidosis
laktat disebabkan oleh metabolisme anerobik, hipotensi artenal disertai denyut
jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh meningkat yang disebabkan makin
meningkatnya aktifitas otot dan mengakibatkan metabolisme otak meningkat.
E. KOMPLIKASI
v
Aspirasi
v
Asfiksia
v
Retardasi
mental
F. PENATALAKSANAAN.
Dalam penaggulangan kejang demam ada 4 faktor yang
perlu dikerjakan, yaitu :
v Pemberantasan kejang secepat mungkin
Pemberantasan kejang di Sub
bagian Saraf Anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI sebagai berikut :
Apabila seorang anak datang
dalam keadaan kejang, maka :
1.
Segera diberikan diazepam
intravena ® dosis rata-rata 0,3 mg/kg
Atau
diazepam rectal dosis £ 10 kg : 5 mg
bila kejang tidak berhenti ≥
10 kg : 10 mg
tunggu 15 menit
dapat
diulang dengan cara/dosis yang sama
kejang berhenti
berikan dosis awal fenobarbital
dosis :
neonatus : 30 mg I.M
1 bulan – 1 tahun : 50 mg
I.M
> 1 tahun : 75
mg I.M
2. Bila diazepam tidak tersedia, langsung memakai fenobarbital dengan
dosis awal dan selanjutnya diteruskan dengan dosis rumat.
v Pengobatan penunjang
Pengobatan penunjang saat
serangan kejang adalah :
1.
Semua pakaian ketat dibuka
2.
Posisi kepala sebaiknya miring
untuk mencegah aspirasi isi lambung
3.
Usahakan agar jalan napas
bebasuntuk menjamin kebutuhan oksigen
4.
Pengisapan lendir harus
dilakukan secara teratur dan diberikan oksigen
v Pengobatan rumat
Fenobarbital dosis maintenance : 8-10 mg/kg BB dibagi
2 dosis pada hari pertama, kedua diteruskan 4-5 mg/kg BB dibagi 2 dosis pada
hari berikutnya.
v Mencari dan mengobati penyebab
Penyebab kejang demam adalah infeksi respiratorius
bagian atas dan astitis media akut. Pemberian antibiotik yang adekuat untuk
mengobati penyakit tersebut. Pada pasien yang diketahui kejang lama pemeriksaan
lebih intensif seperti fungsi lumbal, kalium, magnesium, kalsium, natrium dan
faal hati. Bila perlu rontgen foto tengkorak, EEG, ensefalografi, dll.
2 komentar:
https://www.facebook.com/andan.slank
,.THANKYOU,, :)
membantu tugas saya..
Posting Komentar