Breaking News

Popular post

Selasa, 09 April 2013

KESEHATAN KERJA Resume buku KesMas : Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo


BAB 7
KESEHATAN KERJA

A.   Batasan
Kesehatan kerja adalah aplikasi kesehatan masyarakat dalam suatu tempat kerja, dan yang menjadi pasien dari kesehatan kerja adalah masyarakat pekerja dan masyarakat sekitar perusahaan tersebut. Dalam kesehatan masyarakat ciri pokoknya adalah upaya preventif (pencegahan penyakit) dan promotif (peningkatan kesehatan), maka kedua hal tersebut juga menjadi ciri pokok dalam kesehatan kerja.
Pedoman dalam kesehatan kerja ialah: ‘ penyakit dan kecelakaan akibat kerja dapat dicegah’, maka upaya pokok kesehatan kerja ialah pencegahan kecelakaan akibat kerja. Sedangkan upaya promotif berpedoman bahwa dengan meningkatnya kesehatan pekerja, akan meningkatkan juga produktivitas kerja.
Meskipun fokus kegiatannya pada preventif dan promotif, tetapi tidak berarti meninggalkan sama sekali upaya-upaya kuratif. Hal ini berarti kesehatan kerja dalam suatu perusahaan perlu dilengkapi dengan pelayanan pemeriksaan dan pengobatan penyakit atau kecelakaan pada pekerja atau keluarganya. Tujuan akhir dari kesehatan kerja adalah untuk meningkatkan produktivitas seoptimal mungkin.
Tujuan utama kesehatan kerja adalah sebagai berikut:
a.       Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan-kecelakaan akibat kerja
b.      Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja.
c.       Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan produktivitas tenaga kerja.
d.      Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta kenikmatan kerja.
e.       Perlindungan bagi masyarakat sekitar perusahaan agar terhindar dari bahaya-bahaya pencemaran yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut.
f.       Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk-produk perusahaan.
Tujuan akhir dari kesehatan kerja ini adalah untuk menciptakan tenaga kerja yag sehat dan produktif.
B.   Determinan kesehatan kerja
Determinan kesehatan kerja mencakup tiga faktor utama, yakni:
1.            Beban kerja
Beban ini dapat berupa beban fisik, beban mental, ataupun beban sosial sesuai dengan jenis pekerjaan. Tingkat ketepatan penempatan seseorang pada suatu pekerjaan, di samping didasarkan pada beban optimum juga dipengaruhi oleh pengalaman, keterampilan, motivasi dan sebagainya. Kesehatan kerja berusaha mengurangi atau mengatur beban kerja para karyawan dengan cara merencanakan suatu alat yang dapat mengurangi beban kerja.
2.            Beban tambahan
Beban tambahan adalah berupa kondisi atau lingkungan yang tidak menguntungkan bagi pelaksanaan pekerjaan. Disebut beban tambahan karena lingkungan tersebut mengganggu pekerjaan, dan harus diatasi oleh pekerja yang bersangkutan. Beban tambahan ini dapat dikelompokkan menjadi 5 faktor, yaitu:
a.             Faktor fisik: penerangan yang tidak cukup, suhu udara panas dll.
b.            Faktor kimia: bau gas, bau asap, debu dll.
c.             Faktor biologi: nyamuk, lalat, kecoa, lumut dll.
d.            Faktor fisiologis: peralatan kerja yang tidak sesuai.
e.             Faktor sosial-psikologis: adanya klik, gosip, cemburu dll.
Agar faktor-faktor tersebut tidak menjadi beban tambahan kerja, maka lingkungan kerja harus ditata secara sehat atau lingkungan kerja yang sehat. Lingkungan kerja yang tidak sehat akan menjadi beban tambahan bagi pekerja atau karyawan, misalnya:
a.       Penerangan atau pencahayaan uang kerja yang tidak cukup dapat menyebabkan kelelahan mata.
b.      Kegaduhan dan bising dapat mengganggu konsentrasi, mengganggu daya ingat, dan dapat menyebabkan kelelahan psikologis.
c.       Gas, uap, asap, dan debu yang terhirup lewat pernapasan dapat mempengaruhi berfungsinya berbagai jaringan tubuh, yang akhirnya menurunkan daya kerja.
d.      Binatang, khususnya serangga (nyamuk, kecoa, lalat, dan sebagainya) disamping mengganggu konsentrasi kerja, juga merupakan pemindahan (vektor) dan penyebab penyakit.
e.       Alat-alat bantu kerja yang tidak ergonomis (tidak sesuai dengan ukuran tubuh) akan menyebabkan kelelahan dalam bekerja yang cepat.
f.       Hubungan atau iklim kerja yang tidak harmonis dapat menimbulkan kebosanan, tidak betah kerja dan sebagainya, yang akhirnya menurunkan produktivitas kerja.

3.            Kemampuan kerja
Kemampuan seseoarang dalam melakukan pekerjaan berbeda dengan seseorang yang lain, meskipun pendidikan dan pengalamannya sama, dan bekerja pada suatu pekerjaan atau tugas yang sama. Perbedaan ini disebabkan karena kapasitas orang tersebut berbeda. Kapasitas adalah kemampuan yang dibawa dari lahir oleh seseorang yang terbatas. Artinya kemampuan tersebut dapatberkembang karena pendidikan atau pengalaman, tetapi sampai pada batas-batas tertentu saja.
Pekerja yang ketrampilannya rendah akan menambah beban kerja mereka, sehingga berpengaruh pada kesehatan mereka. Oleh karena kebugaran, pendidikan, dan pengalaman mempengaruhi tingkat ketrampilan pekerja maka ketrampilan atau kemampuan pekerja senantiasa harus ditingkatkan melalui program-program pelatihan, kebugaran, dan promosi kesehatan.
Peningkatan kemampuan tenaga kerja ini akan berdampak terhadap peningkatan produktivitas kerja. Program perbaikan gizi melalui pemberian makanan tambahan bagi pekerja kasar merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan produktivitas kerja.

C.   Faktor Fisik Dalam Kesehatan Kerja
Lingkungan dan kondisi kerja yang tidak sehat merupakan beban tambahan kerja bagi karyawan atau tenaga kerja. Sebaliknya, lingkungan yang higienis tidak menjadi beban tambahan juga meningkatkan gairah dan motivasi kerja. Lingkungan kerja ini dibedakan menjadi dua, yakni lingkungan fisik dan lingkungan sosial, keduanya sangat berpengaruh terhadap kesehatan kerja. Lingkungan fisik mencakup: pencahayaan, kebisingan, dan kegaduhan kondisi bangunan, dan sebagainya.

D.   Faktor Kesehatan Manusia Dalam Kesehatan Kerja
1.            Ergonomi
Ergonomi bersal dari bahasa Yunani, ergon yang artinya kerja, dan nomos artinya peraturan atau hukum. Sehingga secara herfiah ergonomi diartikan sebagai peraturan tentang bagaimana melakukan kerja, termasuk menggunakan peralatan kerja. Batasan ergonomi adalah ilmu penyesuaian peralatan dan perlengkapan kerja dengan kondisi dan kemampuan manusia, sehingga mencapai kesehatan tenaga kerja dan produktivitas karja yang optimal.


Dua misi pokok ergonomi adalah:
a.       Penyesuaian antara peralatan kerja dengan kondisi tenaga kerja yang digunakan.
b.      Apabila peralatan kerja dan manusia atau tenaga kerja tersebut sudah cocok maka kelelahan dapat dicegah dan hasilnya lebih efisien.
Tujuan ergonomi ialah: mencegah kecelakaan kerja (meningkatkan produksi kerja). Disamping itu, ergonomi juga dapat mengurangi beban kerja karena apabila peralatan kerja tidak sesuai dengan kondisi dan ukuran tubuh pekerja akan menjadi beban tambahan kerja.
Cara mengangkat beban secara ergonomis, dapat dilakukan menurut prosedur sebagai berikut:
a.       Beban yang akan diangkat harus dipegang tepat dengan semua jari-jari.
b.      Panggung harus diluruskan, beban harus diambil otot tungkai keseluruhan.
c.       Kaki diletakkan pada jarak yang tepat, sebelah kaki di belakang beban sekitar 60 derajat ke sebelah, dan kaki yang satunya diletakkan di samping beban menuju ke arah beban yang akan di angkat.
d.      Dagu di tarik ke belakang agar punggung dapat tegak lurus.
e.       Berat badan digunakan untuk mengimbangi berat badan.
f.       Lengan harus dekat dengan badan.

2.            Psikologi Kerja
Pekerjaan apapun akan menimbulkan reaksi psikologis bagi yang melakukan pekerjaan itu. Reaksi ini dapat bersifat positif, misalnya senang, bergairah, dan merasa sejahtera, atau reaksi yang bersifat negatif, misalnya bosan, acuh, tidak serius, dan sebagainya. Seorang pekerja atau keayawan yang bersikap bosan, acuh, dan tidak bergairah melakukan pekerjaannya ini banyak faktor yang menyebabkannya, antara lain tidak cocok dengan pekerjaan ini, tidak tau melakukan pekerjaan yang baik, kurangnya insentif,lingkungan kerja yang tidak menyenangkan, dan lain-lainnya.
Cara ergonomis yang sesuai dengan teori psikologis antara lain: ( Silalahi,1985 )
a.       Memberikan pengarahan dan pelatihan tentang tugas dan para pekerja, sebelum melaksanakan tugas barunya.
b.      Memberikan uraian tugas tertulis yang jelas kepada pekerja atau karyawan.
c.       Melengkapi karyawan/pekerja dengan peralatan yang tidak sesuai/cocok dengan ukurannya.
d.      Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman.
Aspek lain dari psikologi kerja sering menjadi masalah kesehatan kerja adalah ‘stres’. Stres terjadi hampir pada semua pekerja baik tingkat pimpinan maupun pelaksana. Stres dilingkungan kerja memang tidak dapat dihindarkan yang dapat dilakukan adalah bagaimana mengelolanya,mengatasi atau mencegah terjadinya/stres tersebut, sehingga tidak mengganggu kesehatan.

E.   Kecelakaan Kerja
Terjadinya kecelakaan kerja disebabkan oleh kedua faktor utama seperti telah diuraikan diatas, yakni faktor fisik dan faktor manusia. Oleh sebab itu, kecelakaan kerja juga merupakan bagian dari kesehatan kerja. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan akibat dari kerja. Sumakmur(1989) membuat batasan bahwa kecelakan kerja adalah suatu kecelakaan yang berkaitan dengan hubungan kerja atau perusahaan.

Tidak ada komentar:

Designed By